Social Icons

Pages

Monday, May 23, 2016

Ketika Membantu adalah Kebutuhan



Kalau ada peristiwa di mana seseorang membantu orang lain, maka tentu lazimnya yang berterimakasih adalah orang yang telah dibantu. Dengan adanya seseorang yang membantu, orang yang kesulitan bisa mendapatkan solusi atau terlepas dari masalahnya. Bagi kita yang membantu kebermaknaannya adalah bisa berbagi dan meringankan beban orang lain. Di sini kadang terlihat seakan yang beruntung dan perlu berterima kasih hanyalah orang yang perlu dibantu. Apa jadinya orang yang membutuhkan tanpa ada orang lain yang membantu? Begitulah kira-kira.

Tapi coba kita berandai-andai dari sudut yang lain, “Bagaimana jika kita tidak punya kesempatan untuk membantu orang lain?”. Seandainya sepanjang waktu kita hanya sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadi. Kita tidak pernah dipertemukan dengan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Dari muda hingga tua lalu tahu-tahu waktu kita di dunia tinggal sebentar. Akan membawa bekal apa kita ketika masa hidup di dunia habis? Padahal harta, jabatan, nama baik dan segala yang ada di dunia tidak akan bisa kita bawa mati.
Saya pernah menonton kick Andy edisi 23 januari 2015. Saat itu Bang Andy (panggilan akrab Andy F. Noya) bercerita pernah suatu hari meminta bantuan pada Pak irwan hidayat membantu biaya berobat seseorang yang terkena tumor di kepala. Pak Irwan pun akhirnya mengiyakan. Setelah itu Bang Andy menyampaikan terimakasih atas kesediaan tersebut. Namun pak Irwan justru menjawab, “Aku yang harus berterimakasih, karena kamu memberi kesempatan aku untuk berbuat baik dalam hidupku.” 

Sabtu lalu, saya duduk di tribun penonton studio metro TV menyaksikan langsung tapping Kick Andy untuk tayang di bulan Ramadhan. Ada salah satu ungkapan dari narasumber yang kurang lebih sama. Narasumber ini bercerita bahwa pernah didatangi oleh seorang nenek yang menangis haru. Nenek ini berterimakasih karena cucunya telah dibantu mendapatkan seperangkat peralatan sekolah dan seragam gratis. Lalu si narasumber ini menyampaikan bahwa seharusnya dia yang berterimakasih karena ada anak yatim yang datang ke rumahnya. Jika tidak, maka bagaimana bisa ia tahu keberadaan anak yatim tersebut bahkan bisa memberikan bantuan.

Saya jadi teringat materi pengajian yang pernah saya ikuti di Masjid Baitul Ikhsan Jakarta di mana Aa Gym sebagai penceramah. Salah satu topik yang beliau bahas adalah tentang makna keikhlasan. Orang yang ikhlas, berbuat kebaikan tanpa ingin diingat atau dipuji orang lain. Ia tidak akan berharap ucapan terimakasih dari orang lain, bahkan dialah yang justru harusnya berterimakasih. Aa Gym menyampaikan bahwa berbuat baik itu sebenarnya bukan karena orang lain yang membutuhkan tetapi kitalah yang justru membutuhkan. Dari orang yang datang meminta pertolongan kepada kitalah, maka pahala itu mengalir dan bahkan jadi jalan rejeki untuk kita. 

Pengalaman saya dari tiga hal di atas membuat saya kemudian kagum, tersadar bahkan juga malu. Saya pernah begitu marah karena apa yang saya berikan tidak dihargai bahkan dicaci maki. Saya merasa pengorbanan saya telah sia-sia dan tidak mendapatkan balasan yang layak. Sekarang, saya berpikir bahwa seharusnya saya bersyukur telah diberi kesempatan untuk berbuat baik bahkan berkorban untuk membantu orang lain. Lebih dari itu, saya bersyukur dengan kejadian tersebut, saya diajari untuk memahami makna ikhlas sesungguhnya dan bersabar. Bukankah Allah telah mencatat apa yang pernah saya lakukan, kenapa saya harus khawatir jika orang lain tidak berterimakasih bahkan mencaci.  Serta menyadarkan saya juga bahwa hubungan antara manusia itu rapuh, Kalau kata Opick, ‘teman sejati hanyalah amal’. 

Persoalan bantuan kita disalahgunakan atau dimanfaatkan, bukankah itu urusan mereka dengan Allah. Kita jalankan saja tugas kita untuk membantu kalau memang kita sanggup membantu. Tentu tetap waspada apakah bantuan kita digunakan semestinya atau tidak. Namun, jangan sampai kewaspadaan itu hanya sekedar rasionalisasi untuk tidak mau membantu atau selalu curiga, ‘Jangan-jangan saya Cuma dimanfaatkan, jangan-jangan bantuan saya untuk yang tidak baik dan jangan-jangan yang lain’. Kalau membantu itu adalah kebutuhan, maka sudah harus dipenuhi. Kalau tidak terpenuhi, akan membuat menderita.

Maka kita patut bersyukur atas setiap kesempatan untuk membantu orang lain. Nah, Mulai sekarang jangan menunggu ucapan terimakasih dari orang yang kita bantu. Kita yang membantu harusnya yang mengawali untuk mengucapkan terimakasih karena punya kesempatan untuk membantu. Karena membantu adalah kebutuhan.

0 comments:

Post a Comment

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates