Seperti judul ini, saya saat ini memang sedang mengumpulkan tekad.
Tekad itu tidak bisa dilihat, tetapi bisa dirasakan. Sudah jadi anggapan
umum, bahwa orang yang sukses adalah mereka yang punya tekad kuat.
Dalam berbagai acara talk show atau biografi tokoh sukses entah dia
pengusaha, politikus, change maker, penulis dsb sering bilang bahwa
semua berawal dari tekad. Jadi saya pun bertekad ingin punya tekad.
Semakin besar tekad, maka usaha akan semakin keras dan peluang sukses
juga pasti lebih besar. Menurut saya, tentu tekad itu juga punya kelas,
strata atau level. Seperti beragam produk makanan pedas yang punya
level pedas dari 1 cabe sampe 50 cabe!. Sayangnya saya belum punya alat
untuk mengukur tekad saya sudah sampai level berapa. Seandainya ada alat
deteksi tingkat tekad, tentu saya beli untuk jadi patokan saya tiap
hari agar tekad saya terus tumbuh hingga level tertinggi.
Tetapi saya sempat terkejut juga saat membaca sebuah buku terjemahan
yang berjudul “The Power of Habit’ dengan penulis aslinya Charles Duhigg
(entah siapa beliau dan dari negeri mana). Ternyata, ilmuwan-ilmuwan di
negara barat nan jauh di sana sangat banyak sekali melakukan penelitian
tentang TEKAD. Setiap penelitian dilakukan dengan melibatkan responden
ratusan bahkan dilakukan hingga bertahun-tahun. Semua penelitian
tersebut untuk melihat hubungan tekad dengan kesuksesan, dengan
kepribadian dsb.
Ketakjuban yang mungkin berlebihan, tapi sungguh saya terkesima. Saya
pikir, tentang kekuatan tekad itu hanya semacam peribahasa, common
sense, prinsipnya sudah umumlah dimengerti oleh manusia kebanyakan. Tapi
di tempat nun jauh di sana, para pakar benar-benar meneliti,
membuktikan secara konkrit dengan penelitian dan bukan commen sense.
Kita mungkin berpikir, “Halah…semua orang juga udah pada tahu, ngapain
juga pake diteliti segala. Nggak penting!”. Btw, justru dari penelitian
yang kayaknya gak penting itulah jadi inspirasi para CEO untuk membangun
perusahaannya dengan bertitik pada pengelolaan sumber daya manusianya.
Hasil-hasil dari penelitian tersebut jadi landasan dalam membuat sistem
peningkatan kualitas SDM yang kemudian membawa perusahaan menjadi besar
dan mendunia.
Kalau penasaran, Anda mungkin juga bisa membacanya. Ulasan tersebut
mangkal di bagian dua buku tersebut dengan judul ‘Starbucks dan
Kebiasaan Sukses, Ketika Kekuatan Tekad Menjadi Otomatis’. Tuh, dari
judulnya aja keren. Dengan ini maka semakin yakinlah saya bahwa saya
harus membulatkan tekad, bulat penuh seperti purnama. tapi tentu bulat
yang ini bukan bulat NOL. Lebih tepatnya, membulatkan tekad di titik
nol. Yap, saya mulai penjelajahan di dunia baru dengan tekad
membara..yeaahhh!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment