Oleh-oleh dari workshop Pekan Buku 2016
Tadi pagi saya berkesempatan ikut workshop pelatihan menulis
di Perpustakaan Kemendikbud Jakarta. Ini merupakan bagian dari serangkaian
acara Pekan Buku 2016 yang diselenggarakan selama sepekan ini. Hari ini cukup
seru karena kami berkesempatan untuk dapat wejangan
langsung dari tim redaksi harian Kompas. Isinya semaca tips n trik jitu
menghadapi UNAS. Lho! Hal itu karena penyampaian narasumber nggak seperti ikut
pelajaran Bahasa Indonesia di jaman sekolah dulu. Apalagi seperti pembahasan
penulisan karya ilmiah waktu jadi mahasiswa. Substansi, padat, jelas dan jitu! Meskipun
nggak mudah untuk menerapkan ilmunya, tapi saya jadi optimis dan semangat untuk
mencoba.
Tips dan trik yang disampaikan oleh tim redaksi ini mengenai
kaidah penulisan ilmiah populer di Kompas, khususnya penulisan kolom opini. Dengan
mengetahui ini, siapa tahu tulisan kita bisa dimuat di koran Kompas. Meskipun spesifik
tentang kekhasan penulisan opini di Kompas, namun prinsip-prinsipnya universal
dipakai dalam penulisan ilmiah populer secara umum. Bagaimanapun Kompas sudah
tidak diragukan lagi kredibilitasnya sebagai media massa dengan kaidah
penulisan berita yang berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Kalau tulisan
saya dilihat oleh tim redaksi Kompas nih, pasti mereka geleng-geleng. Hehe..
Baiklah, singkat saja saya sampaikan oleh-oleh dari penyusupan
saya di forum tersebut. Saya bilang penyusupan karena peserta di sana hampir
semuanya adalah guru dan mahasiswa. Saya tidak masuk sebagai salah satunya.
Kalau ingin menulis pasti diawali dengan pertanyaan, “Mau
nulis apa ya?”. Kalau buat latihan, silakan menulis apa saja yang kita lihat,
dengar dan rasakan. Tapi, jika ingin tulisan dimuat di media, maka syarat pertama
adalah topiknya harus up to date. Isu yang diangkat harus yang lagi ‘hot’. Kita
emang gak boleh selalu iku-ikutan aja, tapi dalam hal menulis justru harus peka
dengan isu kekinian.
Berikutnya adalah keep it short & simple. Penulis harus
empati sama pembaca, jadi jangan bikin pembaca pusing baca tulisan kita. Apalagi
kebanyakan pembaca Indonesia yang nggak betah baca lama-lama apalagi tulisan
yang ‘ndakik-ndakik’. Ini mungkin
pengetahuan yang sudah umum bagi para penulis juga, tapi kadang kita sering
lupa. Berikut ini tips-tipsnya untuk penulisan ilmiah populer:
- Kalimat yang baik bisa dibaca dalam satu nafas. Jangan sampai yang baca jadi megap-megap apalagi kehabisan nafas karena kalimat kita seperti panjang kereta api. Kalau dikuantifikasikan kira-kira normalnya 12-15 kata. Paling mentok 17 kata saja.
- Di dalam satu paragraf juga jangan terlalu banyak kalimat. Kesannya seperti bus ekonomi saat mudik lebaran, penumpangnya berjejal dan ‘sumpek’. Paragraf yang tidak lebih dari 7 kalimat akan terlihat rapi dan jelas ide pokoknya.
- Untuk sebuah artikel atau opini, idealnya tulisan tidak lebih dari 15.000 karakter. Kalau lebih dari itu bisa bikin esai, jurnal atau skripsi sekalian berlembar-lembar.
- Buat judul ringkas dan menarik. Jangan buat judul seperti membuat kalimat dan bikin orang sudah mules duluan sebelum membaca
- Letakkan hal-hal penting di awal pembahasan, sehingga pembaca bisa menangkap pesan saat masih semangat membaca. Kalau sudah di akhir, biasanya daya konsentrasi pembaca mulai menurun.
- Perhatikan tanda baca, pemilihan kata dan penulisannya, pastikan sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang benar tetapi tetap mudah dicerna.
0 comments:
Post a Comment